Wednesday, June 12, 2013
Berterima Kasih Pada Penderitaan
Sebagai penjual tas, tentu saja contact Blackberry saya dipenuhi banyak contact mulai dari buyer, reseller ataupun orang-orang yang sekedar tanya-tanya perihal tas. Suka maupun tidak suka, semua nya diterima dengan ramah, semuanya disambut hangat.
Pagi ini, saya cukup kaget dengan status BBM seorang wanita yang dengan bahasa kasar menghina wanita yang lain karena bentuk tubuhnya yang gemuk dan wajahnya yang berjerawat. Saat saya melihat profile picturenya, ternyata wanita muda ini memiliki paras yang cantik dan tubuh yang proporsional.
Sebagai ibu dari dua orang anak, tentu saja saya pernah mengalami permasalahan yang ibu-ibu lain alami setelah masa persalinan, yaitu masalah berat badan! Belum lagi memang secara genetika, keluarga saya keturunan tinggi dan besar, semakin menyulitkan proses diet dan pembentukan tubuh.
Saya beruntung memiliki suami yang sabar dan pengertian. Tidak banyak menuntut agar saya segera melangsingkan tubuh ke bentuk yang lebih proporsional. Tetapi sebagai wanita kekhawatiran-kekhawatiran selalu ada. Bagaimana bila saya akan gemuk selamanya, bagaimana bila kulit saya tidak kembali seperti sedia kala, dan seterusnya, dan seterusnya.
Setelah anak kedua saya berumur satu tahun, baru lah saya memulai program diet nutrisi dan rajin berolah raga. Diet rendah kalori dan olah raga ternyata sangat membantu proses penurunan berat badan sehingga dalam 4 bulan saya sudah turun 10 kg. Bahagia sekali tentunya.
Setelah saya renungkan secara mendalam, mengapa saya harus melewati fase gemuk, fase muka berjerawat selama kehamilan, yang membuat saya sangat tidak nyaman. Ternyata fase-fase tersebut telah membantu pembentukan rasa empati dalam diri. Saat kita pernah merasakan sendiri bagaimana menjadi orang gemuk, bagaimana tidak nyamannya menjadi wanita yg berjerawat, saat itu lah kita mulai merubah cara pandang kita terhadap orang lain.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Emma Thompson “Its unfortunate and I really wish I wouldn't have to say this, but I really like human beings who have suffered. They're kinder.” "Sangat disayangkan dan seharusnya saya tidak mengatakan hal ini, tetapi saya sangat menyukai orang-orang yang telah merasakan penderitaan, mereka adalah orang-orang yang baik.". Hanya orang-orang yang telah melawati hal - hal buruk sebelumnya dalam kehidupan dapat lebih mengerti apa yang dirasakan orang lain yang mengalami hal yang sama.
Itu sebabnya, di banyak agama dianjurkan umatnya untuk berpuasa. Tidak hanya fungsinya untuk menahan hawa nafsu dan rasa lapar, tetapi kita juga diajarkan untuk merasakan apa yang dirasakan orang yang kurang mampu saat mereka kelaparan. Dengan begitu, kita dapat melihat bahwa penderitaan itu bukanlah sebuah hukuman, tetapi sebagai guru simbolis yang mengajarkan kita untuk lebih rendah hati, untuk menjadi manusia yang lebih baik.
With Love,
Satwika Lestari
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment