Wednesday, December 19, 2018

Mata yang Bersahabat



Setiap kali akan pergi naik pesawat bersama putra kedua saya yang berkebutuhan khusus, selalu saja ada kekhawatiran yang mendalam. Bagaimana kira2 nanti dia di airport? Apakah dia bisa tenang? Ataukah dia akan tantrum? Akankah dia mengganggu orang-orang sekitar? Begitu banyak pertanyaan menyerbu pikiran saya sebelum berangkat.


Saat perjalanan Jakarta - Denpasar tanggal 22 November lalu, syukurnya Darma relatif tenang, mood nya baik dan tidak tantrum. Penumpang disebelah kami juga sangat hangat dan sangat menerima kondisi Darma yang berkebutuhan khusus.

Malam ini, kami kembali melakukan perjalanan pulang ke Jakarta. Sejak di mobil Darma terlihat tenang dan santai. Tidak menyangka kemudian ia akan tantrum saat mengantre di antrian scanning. Beberapa kali ia mau masuk ke alat scanning mencoba mendahului orang-orang yang mengantri lainnya. Saat dibujuk untuk kembali ke antrian, dia tantrum dan guling-guling di lantai.
Banyak mata melihat ke arah kami.
Mata-mata yang penuh dengan penghakiman. Seakan kami adalah orang aneh yang keberadaannya patut dicurigai. Seorang wanita bahkan melihat Darma dengan pandangan sinis. Hati tersayat rasanya melihat hal tersebut. Seandainya saja ia mengetahui kondisi sebenarnya. Seandainya saja dia bisa paham.

Untuk urusan rasa malu, rasanya saya sudah kebal ya. Saya sangat menyayangi Darma, dan apapun kondisinya akan terus tidak berubah rasa sayang itu. Tanpa meminta supaya semua orang mau baik membantu. Setidaknya apabila tidak bisa membantu, janganlah tatap kami dengan pandangan yang tidak bersahabat. Hanya itu saja sebuah permintaan sederhana.
Syukurnya disaat mengantri masuk pesawat, ibu petugas pemeriksa boarding pass sangat-sangat pengertian dan memberikan kami jalan terlebih dahulu. Dengan pandangan mata yang bersahabat beliau berkata "mari bu, silahkan ibu dan adeknya masuk terlebih dahulu".

Sebuah tatapan mata yang lembut. Hal yang sederhana tetapi sangat menyentuh. Tindakan kecil yang membuat seseorang kembali percaya, bahwa masih ada orang-orang berhati indah di dunia ini.
Semoga semua mahluk berbahagia 💛

With Compassion,
Satwika Lestari
Photo courtesy: pinterest.

No comments:

Post a Comment