Wednesday, December 19, 2018

Mainan yang Rusak


Sewaktu kecil, kalau ada mainan yang rusak, saya selalu maunya cepat menyerah dan langsung main buang aja. Maklum masih anak-anak, belum mengerti value of things. Tetapi Mama saya selalu dengan sabar, mengambil kembali dari tempat sampah, mencucinya dan mencoba memperbaiki semampu kreativitas mama. 


Kadang ada yang di lem ulang, ada yang dibalut selotip, ada yang sampai dibongkar supaya lampunya kembali nyala. Ya begitulah Mama, selalu punya kreativitas untuk memperbaiki barang-barang di rumah.

Mama pernah berkata, kalau barang itu semuanya bermanfaat. Kalaupun ada yang rusak, coba dulu diperbaiki, siapa tau masih bisa dipakai, kan jadi tidak mubazir. Akhirnya saya pun banyak belajar dari nasehatnya ini.
Setelah bertambahnya umur (belum tua loh ya 😜) rasanya pesan-pesan Mama itu maknanya sangat dalam.

Bisa diaplikasikan ke segala macam bidang. Ternyata, ia yang terbiasa tidak membuang barang-barang yang rusak dan memilih untuk memperbaikinya, akan juga terbiasa mencoba memperbaiki segala sesuatu yang datang dalam kehidupan.

Hubungan yang kurang harmonis dengan pasangan, jangan buru2 memutuskan dibuang, coba belajar diperbaiki. Anak-anak yang tidak menurut, jangan diabaikan, coba rangkul dan perbaiki sikap kita sebagai orang tua.

Ternyata satu kebiasaan baik, dapat berpengaruh ke banyak kebiasaan baik lainnya. Terima kasih Mama, karena sudah mengajarkan ini. PR selanjutnya adalah bagaimana menurunkan kebiasaan ini ke anak-anak di rumah. Pay it forward, kata Papa. Janganlah kamu kasi Papa macam-macam. Cukup sayangi anak-anak mu dengan kasih sayang yang tulus, Papa sudah bahagia sekali.

Jadi, mari sama-sama kita belajar memperbaiki segala sesuatu ya temans. Dimulai dari mainan-mainan kecil di rumah. 😘

With Love,
Satwika Lestari

No comments:

Post a Comment